Pages

Jumat, 30 Juni 2017

Resume Paedagogi dan Andragogi

Di mata kuliah Psikologi pendidikan, saya mempelajari mengenaik Paedagogi dan Andragogi, berikut hasil dari rangkuman saya .

A. Lingkup Aplikasi dan Isu-isu Andragogi
            1. Lingkup Aplikasi
Baik secara konseptual maupun praktikal, andragogi berlaku bagi segala bentuk pembelajaran orang dewasa dan telah digunakan secara luas dalam rancangan program pelatihan organisasi, khususnya untuk domain keterampilan lunak (soft skill) seperti pengembangan manajemen. Dengan demikian aplikasi andragogi berlaku diruang-ruang khusus, pelatihan, pembekalan, pembimbingan khusus, bimbingan profeesional, pemberantasan buta aksara, keaksaraan fungsional, dan lain-lain. Knowles (1984) memberikan contoh penerapan prinsip-prinsip andragogi dengan desain pelatihan seperti berikut ini : 
(a) Ada kebutuhan untuk menjelaskan mengapa hal-hal tertentu yang diajarkan, misalnya perintah tertentu, fungsi, operasi, dan lain-lain. (b) Pengajaran harus berorientasi pada tugas yang bermakna, bukan menghafal. Kegiatan belajar harus berada dalam konteks tugas umum yang akan dilakukan. (c) Pengajaran harus mempertimbangkan berbagai latar belakang yang berbeda dari peserta didik, bahan belajar dan kegiatan harus, memungkinkan berbagai tingkat atau jenis pengalaman sebelumnya.

Asumsi – asumsi Knowles bagi pembelajaran orang dewasa :
a. Kebutuhan untuk tahu. Peserta didik atau pelajar dewasa perlu mengetahui mengapa mereka harus mempelajari sesuatu sebelum melakukan untuk mempelajarinya.
b. Konsep diri. Peserta didik atau pelajar dewasa harus bertanggung jawab atas keputusan mereka sendiri dan harus diperlakukan sebagai diri pribadi yang mampu menentukan arah dirinya.
c. Peran pengalaman belajar. Peserta didik atau pelajar dewasa memiliki berbagai pengalaman hidup yang merupakan sumber terkaya baginya untuk belajar. Namun demikian, pengalaman itu diilhamidengan bisa atau prasangka.
Lima isu
Seperti dijelaskan sebelumnya, andragogy awalnya didefenisikan sebagai “seni atau ilmu” untuk membantu orang dewasa belajar. Dari sini jelas kedewasaan seseoranglah yang menjadi fokus pendekatan, bukan dewasa dalam makna usia atau kategori rentang umur. Model andragogis menegaskan lima isu akan dipertimbangkan dan dibahas dalam pembelajaran formal. Lima isu itu adalah:
1. Memberikan kesempatan kepada pesertadidik tahu mengapa ada sesuatu yang penting untuk dipelajari.  
2. Menunjukkan kepada peserta didik bagaimana mengarahkan diri mereka sendir melalui informasi yang tersedia.
3. Topik kegiatan belajar terkait pengalaman peserta didik.
4. Manusia tidak akan belajar sampai mereka siap dan termotivasi untuk belajar.
5. Diperlukan upaya membantu mereka mengatasi hambatan, perilaku dan keyakinan tentang belajar.
Sayangnya andragogi biasanya dikutip dalam teks-teks pendidikan sebagai cara orang dewasa belajar. Knowles sendiri mengakui bahwa empat dari lima asumsi utama andragogi berlaku untuk orang dewasa dan anak-anak. Perbedaan satu-satunya adalah bahwa anak-anak memiliki pengalaman yang lebih sedikit dan keyakinan awalnya kurang mapan dibandingkan dengan orang dewasa, sehingga materi yang dipelajari kurang memiliki keterhubungan.
2. Antonim Pedagogi
Andragogi adalah antonim atau kata yang berlawanan makna dengan pedagogi. Dalam pedagogi muncul kekhawatiran dengan transmisi konten, sementara pada andragogi fokus perhatian pada bagaimana memfasilitasi akuisisi konten. Andragogi adalah teori yang menjelaskan metode spesifik yang harus digunakan dalam pendidikan orang dewasa. Sebagai antonim  paedagogi, praksis andragogi didasari atas asumsi seperti berikut ini.
a. Pelajar atau warga belajar dewasa bergerak menuju kemerdekaan dan mengarahkan dirinya sendiri. Pendidik atau gur mendrong dan memilihara gerakan ini.
b. Pengalaman belajar adalah sumber yang kaya untuk belajar bagi siswa atau warga belajar dewasa. Oleh karena itu, metode pengajaran termasuk diskusi, bersifat pemecahan masalah.
c. Orang – orang dewasa mempelajari apa yang perlu mereka ketahui, sehingga program belajar diorganisasi disekitar aplikasi kehidupan mereka.
d. Pengalaman belajar harus didasarkan sekitar pengalaman, karena kinerja orang terpusat dalam pembelajaran mereka.
Andragogi mensyaratkan bahwa pelajar dewasa terlibat dalam identifikasi kebutuhan belajar mereka dan perencanaan bagaimana kebutuhan-kebutuhan tersebut bisa terpenuhi. Belajar bagi orang dewasa harus menjadi aktif, bukan proses pasif. Manusia dewasa belajar paling efektif bila peduli dengan memecahkan masalah-masalah yang oleh mereka dipandang memiliki relevansi dengan pengalaman sehari-hari mereka sendiri.


Perbedaan Pendidikan Andragogi dan paedagogi
Pendidikan orang dewasa (andragogi) berbeda dengan pendidikan anak-anak (paedagogi). Pendidikan anak-anak akan berlangsung dalam bentuk asimilasi, identifikasi, dan peniruan, sedangkan pendidikan orang dewasa menitikberatkan pada peningkatan kehidupan mereka, memberikan keterampilan dan kemampuan untuk memecahkan permasalahan yang mereka alami dalam hidup mereka dan dalam masyarakat.

Perbedaan antara konsep andragogi dan pedagogi adalah bahwa konsep andragogi berkaitan dengan proses pencarian dan penemuan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan manusia untuk hidup, sedangkan konsep pedagogi berkaitan dengan proses mewariskan kebudayaan yang dimiliki generasi yang lalu kepada generasi sekarang.


Terdapat 4 (empat) konsep untuk membedakan antara orang dewasa dan anak-anak, yaitu:
- Konsep diri
- Konsep pengalaman,
- Konsep kesiapan belajar, dan 
- Konsep perspektif waktu atau orientasi belajar. 
Menurut konsep diri orang disebut dewasa, jika orang tersebut:
  • Mampu mengambil keputusan bagi dirinya
  • Mampu memikul tanggung jawab
  • Sadar terhadap tugas dan perannya.
Dalam andragogi belajar berorientasi pada pemecahan masalah, yaitu belajar sambil bekerja pada persoalan sekarang untuk dipergunakan sekarang juga. Dalam pedagogi orientasi belajarnya adalah pada mata pelajaran yang dipelajari oleh murid sekarang untuk bekal hidup di masa mendatang. 

Andragogi
Pedagogi
Pembelajar disebut “peserta didik” atau “warga belajar”
Pembelajar disebut “siswa” atau “anak didik”
Gaya belajar independen
Gaya belajar dependen
Tujuan fleksibel
Tujuan ditentukan sebelumnya
Peserta didik memiliki pengalaman untuk berkontribusi
Siswa tidak berpengalaman
Menggunakan metode pelatihan aktif
Metode pelatihan pasif/ceramah
Pembelajar mempengaruhi waktu dan kecepatan
Guru mengontrol waktu dan kecepatan
Kontribusi peserta sangat penting
Kontribusi peserta sangat sedikit
Belajar terpusat pada masalah di kehidupan nyata
Belajar terpusat pada pengetahuan teoritis
Peserta sebagai sumber daya untuk memberikan contoh/ide
Guru sebagai sumber daya untuk memberikan contoh/ide


Tidak ada komentar:

Posting Komentar