Selamat pagi, kali ini saya akan membagikan informasi
mengenai pengelolaan kelas, semoga bermanfaat J
Mengapa kelas perlu dikelola secara efektif? Managemen kelas
yang mengorientasikan murid pada sikap pasif dan patuh pada aturan ketat dapat
melemahkan keterlibatan murid dalam pembelajaran yang aktif,pemikiran, dan
kontruksi pengetahuan sosial. Secara histoties, dalam managemen kelas,guru
dianggap sebagai pemandu,koordinator dan fasilitator.
Dalam menganalisis lingkungan kelas, Walker Doyle
mendeskripsikan enam karekteristik yang merefleksikan kompleksitas dan potensi
problemnya:
- Kelas adalah multidimendisial, kelas adalah
setting untuk melakukan banyak aktifitas, mulai dari aktifitas akademik seperti
membaca,menulis,dan matematika
- Aktivitas terjadi secara simultan
- Hal-hal terjadi secara cepat, kejadian yang
sering terjadi dikelas seperti dua murid yang berdebat tentang kepemilikan
sebuah buku
-
Kejadian yang sering kali tidak bisa diprediksi
-
Hanya ada sedikit privasi.
Tujuan dan strategi manajemen
(1)
untuk membantu murid menghabiskan lebih banyak
waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktifitas yang tidak diorientasikan
pada tujuan. (2) Mencegah murifd mengalami problem akademik dan emosional
Mendesain lingkungan fisik kelas
Psinsip-prinsip penataan kelas: (1) kurangi kepadatan
ditempat lalu lalang (2) pastikan bahwa anda dapat dengan mudah melihat semua
murid (3) Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses (4)
pastikan murid dapat melihat sdemua prsentasi kelas
Gaya penataan
Dalam memikirkan bagaimana cara anda mengorganisasikan ruang
kelas, anda harus bertanya kepada diri sendiri tipe aktivitas pelajaran apa
yang akan diterima murid. Penataan kelas standar pada pelajaran ini akan
menunjukan sejumlah gaya penataan kelas , (a) gaya auditorium,gaya susunan
kelas dimana semua murid duduk menghadap guru (b) Gaya tatap muka, gaya susunan
kelas dimana murid saling menghadap (c) Gaya off-set, gaya susunan kelas dimana
sejumlah murid biasanya 3 atau 4 anak, duduk dibangku tetapi tidak duduk berhadapan
langsung satu sama lain (d) Gaya seminar, gaya susunan kelas dimana sejumlah
murid duduk di susunan berbentuk lingkaran atau persegi atau bentuk U (5) Gaya
klaster , gaya susunan kelas dimana sejumlah murid biasanya bekerja dalam
kelompok kecil.
MENCIPTAKAN LINGKUNGAN YANG POSITIF UNTUK PEMBELAJARAN
Strategi Umum
Strategi umum mencakup penggunaan gaya otoritatif dan
manajemen aktivitas kelas secara efektif.
Menggunakan Gaya Otoritatif. Gaya manajemen kelas otoritatif
berasal dari gaya parenting menurut Diana Baumrind (1971, 1996). Seperti orang
tua yang otoritatif, guru yang otoritatif akan punya murid yang cenderung
mandiri, tidak cepat puas, mau bekerja sama dengan teman, dan menunjukkan
penghargaan diri yang tinggi. Gaya manajemen kelas otoritarian adalah gaya yang
restriktif dan punitif. Fokus utamanya adalah menjaga ketertiban di kelas,
bukan pada pengajaran dan pembelajaran. Guru otoriter sangat mengekang dan
mengontrol murid dan tidak banyak melakukan percakapan dengan mereka. Murid di
kelas yang otoritarian ini cenderung pasif, tidak mau membuat inisiatif
aktivitas, mengekspresikan kekhawatiran tentang perbandingan sosial, dan
memiliki keterampilan komunikasi yang buruk. Gaya manajemen kelas yang permisif
memberi banyak otonomi pada murid tapi tidak memberi banyak dukungan untuk
pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku mereka.
Mengelola Aktivitas Secara Efektif.
Jacob Kounin (1970) menyimpulkan bahwa guru yang efektif
berbeda dengan guru yang tidak efektif bukan dalam cara mereka merespons
perilaku menyimpang murid, tetapi berbeda dalam cara mereka mengelola aktivitas
kelompok secara kompeten. Berikut ini beberapa perbedaan antara menajer
kelompok kelas yang efektif dan tidak efektif. Manajer kelas yang efektif:
(1) Menunjukkan seberapa jauh mereka "mengikuti".
Kounin menggunakan istilah "withitness" untuk mendeskripsikan
strategi di mana mereka senantiasa mengikuti apa yang terjadi. (2) Atasi
situasi tumpang-tindih secara efektif. Kounin mengamati bahwa beberapa guru
tampaknya berpikir sempit, hanya menangani satu hal dalam satu waktu. (3) Menjaga
kelancaran dan kontinuitas pelajaran. Manajer yang efektif akan menjaga aliran
pelajaran tetap lancar, mempertahankan minat murid dan menjaga agar murid tidak
mudah terganggu. (4) Libatkan murid dalam berbagai aktivitas yang menantang.
Kounin juga menemukan bahwa manajer kelas yang efektif melibatkan murid dalam
berbagai tantangan tetapi bukan aktivitas yang terlalu sulit.
Membuat, Mengajarkan, dan Mempertahankan Aturan dan Prosedur agar bisa berjalan lancar, kelas perlu punya aturan dan
prosedur yang jelas. Murid harus tahu secara spesifik bagaimana aturan itu.
Tanpa aturan dan prosedur yang jelas, akan muncul kesalahpahaman yang bisa
melahirkan kekacauan.
Membedakan Aturan dan Prosedur. Baik aturan maupun prosedur
adalah pernyataan ekspektasi tentang perilaku (Evertson, Emmer & Worsham,
2003). Aturan fokus pada ekspektasi umum atau spesifik atau standar perilaku.
Contoh aturan umum adalah: "Hargai orang lain". Contoh aturan yang
lebih spesifik adalah: "Dilarang mengunyah permen karet di kelas".
Prosedur atau routines, juga berisi ekspektasi tentang
perilaku namun biasanya diterapkan untuk aktivitas spesifik dan diarahkan untuk
mencapai suatu tujuan, bukan untuk melarang perilaku tertentu atau menciptakan
standar umum.
Mengajak Murid untuk Bekerja Sama
Ada tiga strategi agar murid mau diajak bekerja sama, yaitu:
menjalin hubungan positif dengan murid, mengajak murid untuk berbagi dan
mengemban tanggung jawab, dan memberi hadiah pada perilaku yang tepat.
(1)
Menjalin Hubungan Positif dengan Murid. Ketika
kebanyakan darri kita memikirkan guru favorit, kita memikirkan seseorang yang
perhatian pada apakah pemahaman kita, Karenanya tunjukkan perhatian tulus pada
murid sebagai individu sehingga mereka mau diajak kerja sama. Orang mudah
tergoda untuk menuntut prestasi akademik yang bagus dan kelas yang tenang,
tetapi mudah lupa pada kebutuhan sosioemosional murid.
(2)
Mengajak Murid untuk Berbagi dan Mengemban
Tanggung Jawab. Beberapa pakar manajemen kelas percaya bahwa berbagai tanggung
jawab dengan murid untuk membuat keputusan kelas akan meningkatkan komitmen
atau kepatuhan murid pada keputusan itu (Eggleton, 2001; Lewis, 2001; Risley
& Walther, 1995).
(3)
Beri Hadiah Terhadap Perilaku yang Tepat.
Pedoman untuk menggunakan imbalan dalam mengelola kelas yaitu memilih penguat
yang efektif, gunakan prompts dan shaping secara efektif, dan gunakan hadiah
untuk memberi informasi tentang penguasaan, bukan untuk mengontrol perilaku
murid.
MENJADI KOMUNIKATOR YANG BAIK
Mengelola kelas dan memecahkan konflik secara konstruktif
membutuhkan keterampilan komunikasi yang baik. Tiga aspek utama dari komunikasi
adalah keterampilan berbicara, mendengar dan komunikasi nonverbal.
Keterampilan Berbicara
Beberapa strategi untuk berbicara secara jelas dengan kelas
antara lain (Florez, 1999):
1. Menggunakan tata bahasa dengan benar.
2. Memilih kosakata yang gampang dipahami dan tepat bagi
level grade murid.
3. Menerapkan strategi untuk meningkatkan kemampuan murid
dalam memahami apa yang dikatakan, seperti menekankan pada kata-kata kunci,
mengulang penjelasan, atau memantau pemahaman murid.
4. Berbicara dengan tempo yang tepat, tidak terlalu cepat
dan tidak terlalu lambat.
5. Tidak menyampaikan hal-hal yang kabur.
6. Menggunakan perencanaan dan pemikiran logis sebagai dasar
untuk berbicara secara jelas di kelas.
Keterampilan Mendengar
Mendengar adalah keahlian penting dalam menjalin dan menjaga
hubungan. Mendengar aktif berarti memberi perhatian penuh pada pembicara,
memfokuskan diri pada isi intelektual dan emosional dari pesan. Berikut ini
beberapa strategi untuk mengembangkan keterampilan mendengar aktif (Santrock
& Halonen, 2002):
(1) Beri perhatian cermat pada orang yang sedang berbicara. (2) Parafrasa. (3) Sintesiskan tema dan pola. (4) Beri umpan balik atau tanggapan dengan cara yang kompeten.
Berkomunikasi Secara Nonverbal
Selain apa yang Anda katakan, Anda juga berkomunikasi
melalui tangan Anda, tatapan mata Anda, menggerakkan mulut Anda, menyilangkan
kaki Anda, atau menyentuh orang lain. Banyak pakar percaya bahwa sebagian besar
komunikasi interpersonal dilakukan secara nonverbal. Bahkan orang yang duduk di
sudut ruangan sambil membaca buku sebenarnya sedang mengomunikasikan sesuatu
secara nonverbal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar