Pages

Jumat, 30 Juni 2017

Resume Pengelolaan kelas


Selamat pagi, kali ini saya akan membagikan informasi mengenai pengelolaan kelas, semoga bermanfaat J
Mengapa kelas perlu dikelola secara efektif? Managemen kelas yang mengorientasikan murid pada sikap pasif dan patuh pada aturan ketat dapat melemahkan keterlibatan murid dalam pembelajaran yang aktif,pemikiran, dan kontruksi pengetahuan sosial. Secara histoties, dalam managemen kelas,guru dianggap sebagai pemandu,koordinator dan fasilitator.
Dalam menganalisis lingkungan kelas, Walker Doyle mendeskripsikan enam karekteristik yang merefleksikan kompleksitas dan potensi problemnya:
-    Kelas adalah multidimendisial, kelas adalah setting untuk melakukan banyak aktifitas, mulai dari aktifitas akademik seperti membaca,menulis,dan matematika
-         Aktivitas terjadi secara simultan
-     Hal-hal terjadi secara cepat, kejadian yang sering terjadi dikelas seperti dua murid yang berdebat tentang kepemilikan sebuah buku
-          Kejadian yang sering kali tidak bisa diprediksi
-          Hanya ada sedikit privasi.

Tujuan dan strategi manajemen

(1)    untuk membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktifitas yang tidak diorientasikan pada tujuan. (2) Mencegah murifd mengalami problem akademik dan emosional
Mendesain lingkungan fisik kelas
Psinsip-prinsip penataan kelas: (1) kurangi kepadatan ditempat lalu lalang (2) pastikan bahwa anda dapat dengan mudah melihat semua murid (3) Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses (4) pastikan murid dapat melihat sdemua prsentasi kelas
Gaya penataan
Dalam memikirkan bagaimana cara anda mengorganisasikan ruang kelas, anda harus bertanya kepada diri sendiri tipe aktivitas pelajaran apa yang akan diterima murid. Penataan kelas standar pada pelajaran ini akan menunjukan sejumlah gaya penataan kelas , (a) gaya auditorium,gaya susunan kelas dimana semua murid duduk menghadap guru (b) Gaya tatap muka, gaya susunan kelas dimana murid saling menghadap (c) Gaya off-set, gaya susunan kelas dimana sejumlah murid biasanya 3 atau 4 anak, duduk dibangku tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain (d) Gaya seminar, gaya susunan kelas dimana sejumlah murid duduk di susunan berbentuk lingkaran atau persegi atau bentuk U (5) Gaya klaster , gaya susunan kelas dimana sejumlah murid biasanya bekerja dalam kelompok kecil.

MENCIPTAKAN LINGKUNGAN YANG POSITIF UNTUK PEMBELAJARAN

Strategi Umum
Strategi umum mencakup penggunaan gaya otoritatif dan manajemen aktivitas kelas secara efektif.
Menggunakan Gaya Otoritatif. Gaya manajemen kelas otoritatif berasal dari gaya parenting menurut Diana Baumrind (1971, 1996). Seperti orang tua yang otoritatif, guru yang otoritatif akan punya murid yang cenderung mandiri, tidak cepat puas, mau bekerja sama dengan teman, dan menunjukkan penghargaan diri yang tinggi. Gaya manajemen kelas otoritarian adalah gaya yang restriktif dan punitif. Fokus utamanya adalah menjaga ketertiban di kelas, bukan pada pengajaran dan pembelajaran. Guru otoriter sangat mengekang dan mengontrol murid dan tidak banyak melakukan percakapan dengan mereka. Murid di kelas yang otoritarian ini cenderung pasif, tidak mau membuat inisiatif aktivitas, mengekspresikan kekhawatiran tentang perbandingan sosial, dan memiliki keterampilan komunikasi yang buruk. Gaya manajemen kelas yang permisif memberi banyak otonomi pada murid tapi tidak memberi banyak dukungan untuk pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku mereka.
Mengelola Aktivitas Secara Efektif.
Jacob Kounin (1970) menyimpulkan bahwa guru yang efektif berbeda dengan guru yang tidak efektif bukan dalam cara mereka merespons perilaku menyimpang murid, tetapi berbeda dalam cara mereka mengelola aktivitas kelompok secara kompeten. Berikut ini beberapa perbedaan antara menajer kelompok kelas yang efektif dan tidak efektif. Manajer kelas yang efektif:
(1) Menunjukkan seberapa jauh mereka "mengikuti". Kounin menggunakan istilah "withitness" untuk mendeskripsikan strategi di mana mereka senantiasa mengikuti apa yang terjadi. (2) Atasi situasi tumpang-tindih secara efektif. Kounin mengamati bahwa beberapa guru tampaknya berpikir sempit, hanya menangani satu hal dalam satu waktu. (3) Menjaga kelancaran dan kontinuitas pelajaran. Manajer yang efektif akan menjaga aliran pelajaran tetap lancar, mempertahankan minat murid dan menjaga agar murid tidak mudah terganggu. (4) Libatkan murid dalam berbagai aktivitas yang menantang. Kounin juga menemukan bahwa manajer kelas yang efektif melibatkan murid dalam berbagai tantangan tetapi bukan aktivitas yang terlalu sulit.
Membuat, Mengajarkan, dan Mempertahankan Aturan dan Prosedur agar bisa berjalan lancar, kelas perlu punya aturan dan prosedur yang jelas. Murid harus tahu secara spesifik bagaimana aturan itu. Tanpa aturan dan prosedur yang jelas, akan muncul kesalahpahaman yang bisa melahirkan kekacauan.
Membedakan Aturan dan Prosedur. Baik aturan maupun prosedur adalah pernyataan ekspektasi tentang perilaku (Evertson, Emmer & Worsham, 2003). Aturan fokus pada ekspektasi umum atau spesifik atau standar perilaku. Contoh aturan umum adalah: "Hargai orang lain". Contoh aturan yang lebih spesifik adalah: "Dilarang mengunyah permen karet di kelas".
Prosedur atau routines, juga berisi ekspektasi tentang perilaku namun biasanya diterapkan untuk aktivitas spesifik dan diarahkan untuk mencapai suatu tujuan, bukan untuk melarang perilaku tertentu atau menciptakan standar umum.

Mengajak Murid untuk Bekerja Sama
Ada tiga strategi agar murid mau diajak bekerja sama, yaitu: menjalin hubungan positif dengan murid, mengajak murid untuk berbagi dan mengemban tanggung jawab, dan memberi hadiah pada perilaku yang tepat.
(1)    Menjalin Hubungan Positif dengan Murid. Ketika kebanyakan darri kita memikirkan guru favorit, kita memikirkan seseorang yang perhatian pada apakah pemahaman kita, Karenanya tunjukkan perhatian tulus pada murid sebagai individu sehingga mereka mau diajak kerja sama. Orang mudah tergoda untuk menuntut prestasi akademik yang bagus dan kelas yang tenang, tetapi mudah lupa pada kebutuhan sosioemosional murid.
(2)    Mengajak Murid untuk Berbagi dan Mengemban Tanggung Jawab. Beberapa pakar manajemen kelas percaya bahwa berbagai tanggung jawab dengan murid untuk membuat keputusan kelas akan meningkatkan komitmen atau kepatuhan murid pada keputusan itu (Eggleton, 2001; Lewis, 2001; Risley & Walther, 1995).
(3)    Beri Hadiah Terhadap Perilaku yang Tepat. Pedoman untuk menggunakan imbalan dalam mengelola kelas yaitu memilih penguat yang efektif, gunakan prompts dan shaping secara efektif, dan gunakan hadiah untuk memberi informasi tentang penguasaan, bukan untuk mengontrol perilaku murid.

MENJADI KOMUNIKATOR YANG BAIK
Mengelola kelas dan memecahkan konflik secara konstruktif membutuhkan keterampilan komunikasi yang baik. Tiga aspek utama dari komunikasi adalah keterampilan berbicara, mendengar dan komunikasi nonverbal.
Keterampilan Berbicara
Beberapa strategi untuk berbicara secara jelas dengan kelas antara lain (Florez, 1999):
1. Menggunakan tata bahasa dengan benar.
2. Memilih kosakata yang gampang dipahami dan tepat bagi level grade murid.
3. Menerapkan strategi untuk meningkatkan kemampuan murid dalam memahami apa yang dikatakan, seperti menekankan pada kata-kata kunci, mengulang penjelasan, atau memantau pemahaman murid.
4. Berbicara dengan tempo yang tepat, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.
5. Tidak menyampaikan hal-hal yang kabur.
6. Menggunakan perencanaan dan pemikiran logis sebagai dasar untuk berbicara secara jelas di kelas.
Keterampilan Mendengar
Mendengar adalah keahlian penting dalam menjalin dan menjaga hubungan. Mendengar aktif berarti memberi perhatian penuh pada pembicara, memfokuskan diri pada isi intelektual dan emosional dari pesan. Berikut ini beberapa strategi untuk mengembangkan keterampilan mendengar aktif (Santrock & Halonen, 2002):
(1) Beri perhatian cermat pada orang yang sedang berbicara. (2) Parafrasa. (3) Sintesiskan tema dan pola. (4) Beri umpan balik atau tanggapan dengan cara yang kompeten.

Berkomunikasi Secara Nonverbal
Selain apa yang Anda katakan, Anda juga berkomunikasi melalui tangan Anda, tatapan mata Anda, menggerakkan mulut Anda, menyilangkan kaki Anda, atau menyentuh orang lain. Banyak pakar percaya bahwa sebagian besar komunikasi interpersonal dilakukan secara nonverbal. Bahkan orang yang duduk di sudut ruangan sambil membaca buku sebenarnya sedang mengomunikasikan sesuatu secara nonverbal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar